Pemadaman Listrik Berkepanjangan, PLN Lumpuhkan Perekonomian Masyarakat dan Pelayanan Publik di Aceh

Banda Aceh – Pemadaman listrik yang berlangsung berkepanjangan di berbagai daerah di Aceh dalam beberapa hari terakhir menimbulkan keresahan luas di tengah masyarakat. Aktivitas ekonomi, pelayanan publik, hingga kebutuhan rumah tangga lumpuh akibat gangguan pasokan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sejumlah wilayah di Banda Aceh, Aceh Besar, hingga kabupaten/kota lainnya mengalami pemadaman bergilir dengan durasi mencapai 6–12 jam per hari. Kondisi ini berdampak serius bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), rumah sakit, instansi pemerintah, hingga layanan pendidikan.

“Setiap hari kami rugi besar karena tidak bisa memproduksi es dan minuman dingin. Listrik padam, mesin pendingin tidak jalan, barang cepat rusak,” ujar Rahmat (34), pedagang minuman di Banda Aceh, Sabtu (30/9).

Banyak warung kopi di Aceh ikut merugi akibat pemadaman listrik terus menerus dan telah berlalu kurang lebih 3 hari. Tidak hanya sektor usaha, pelayanan publik pun terganggu. Sejumlah rumah sakit terpaksa mengandalkan genset dengan biaya operasional bahan bakar yang meningkat drastis. 

“Ketersediaan genset memang ada, tapi beban biaya solar sangat berat. Kalau kondisi ini terus berlanjut, pelayanan medis bisa terganggu,” kata salah seorang tenaga medis di RSU Zainoel Abidin. 

Di sektor pendidikan, sekolah-sekolah mengeluhkan proses belajar-mengajar yang tidak efektif akibat listrik padam. Sistem pembelajaran berbasis komputer dan internet pun lumpuh. PLN Wilayah Aceh menyebutkan, pemadaman listrik disebabkan oleh gangguan pada sistem transmisi dan pembangkit yang tengah menjalani perbaikan. Namun, penjelasan ini belum meredakan kekecewaan masyarakat.

“PLN seharusnya lebih transparan dan memberikan solusi nyata, bukan hanya sekadar alasan teknis. Masyarakat Aceh sudah terlalu sering jadi korban,” tegas Cut Azhar, aktivis masyarakat sipil di Banda Aceh.

Kondisi ini menimbulkan desakan agar pemerintah pusat turun tangan. Banyak pihak menilai, pemadaman berkepanjangan bukan sekadar masalah teknis, melainkan persoalan manajemen dan kesiapan PLN dalam menjaga stabilitas energi di Aceh. Akademisi dari Universitas Syiah Kuala, Dr. Teuku Iskandar, menilai bahwa pemadaman listrik berkepanjangan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi daerah. “Aceh sedang berupaya menarik investasi. Jika listrik saja tidak stabil, investor akan berpikir dua kali,” ungkapnya.

Hingga kini, masyarakat masih menunggu kepastian kapan pasokan listrik kembali normal. Sementara itu, suara kritis terus menggema di ruang publik dan media sosial, menuntut tanggung jawab PLN atas kerugian yang ditimbulkan akibat pemadaman listrik yang berkepanjangan.

Get 30% off your first purchase

X
Scroll to Top