Semarang, 9 Juni 2024
Pada hari Minggu yang cerah, suasana Car Free Day di Simpang Lima, Semarang, dimeriahkan oleh kegiatan yang unik dan menarik bertajuk “Sambal-sambalin”. Acara ini digagas oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang untuk memperkenalkan berbagai jenis sambal khas Nusantara kepada masyarakat dengan cara yang interaktif dan edukatif, yaitu membagikan makanan secara gratis sambil memberikan penjelasan tentang keistimewaan setiap jenis sambal. Kampanye ini dilaksanakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang yang terdiri dari Marcelynda Ladya H, Nadya Dian Ayu A, Putri Nur Anisa K, Abelia Ramadani, Amanda Maheswari, dan Gentha Jagad Bagaskara. Mereka bekerja sama untuk merancang dan mengorganisir acara ini dengan tujuan memperkenalkan dan melestarikan sambal sebagai bagian dari budaya kuliner Indonesia.
Tujuan Kampanye Kampanye “Sambal-sambalin” dirancang dengan beberapa tujuan utama, meningkatkan Kesadaran Kuliner Tradisional, mengedukasi masyarakat mengenai keberagaman sambal yang merupakan bagian penting dari budaya kuliner Indonesia. Melestarikan Warisan Budaya, mengajak masyarakat untuk lebih menghargai dan melestarikan resep-resep tradisional yang sarat akan cita rasa dan sejarah. Mendorong Kreativitas Kuliner, menginspirasi masyarakat untuk mencoba membuat dan mengembangkan resep sambal tradisional di rumah. Gentha Jagad, salah satu panitia kampanye ini, menjelaskan bahwa tujuan utama dari acara ini adalah untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa sambal Indonesia sangat beragam dan memiliki cita rasa yang khas.
Kami ingin masyarakat, terutama generasi muda, lebih mengenal dan melestarikan makanan khas Indonesia. Sambal bukan hanya pelengkap, tetapi juga bagian penting dari kuliner nusantara,” ujar Gentha.
Empat jenis sambal khas Nusantara menjadi fokus utama dalam kampanye ini:
- Sambal Matah: Sambal khas Bali yang segar, terdiri dari irisan bawang merah, cabai rawit, serai, daun jeruk, dan minyak kelapa.
- Sambal Terasi: Sambal dengan aroma khas terasi yang kuat, dibuat dari campuran cabai, tomat, terasi, dan bumbu lainnya.
- Sambal Cabe Hijau: Sambal yang populer di Sumatera Barat, terbuat dari cabai hijau dan bahan-bahan lain yang dihaluskan dan ditumis.
- Sambal Bawang: Sambal sederhana namun nikmat, terdiri dari bawang putih dan cabai yang digoreng, sering digunakan sebagai pelengkap berbagai hidangan.
Adapun rangkaian acara tersebut dimulai pukul 06.00 WIB, dengan menghadirkan berbagai kegiatan menarik, antara lain :
Pembagian Makanan Gratis: Para mahasiswa membagikan nasi dengan lauk sederhana yang dilengkapi dengan keempat jenis sambal kepada pengunjung. Langkah ini memungkinkan masyarakat mencicipi langsung berbagai varian sambal.
Penyuluhan Kuliner: Mahasiswa memberikan penjelasan tentang sejarah, bahan-bahan, dan cara pembuatan setiap jenis sambal. Diskusi interaktif ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan minat masyarakat terhadap kuliner tradisional.

Opang, salah satu pengunjung yang hadir pada acara tersebut, memberikan kesannya setelah mencicipi berbagai jenis sambal yang disajikan. “Ini pengalaman yang sangat menarik dan edukatif. Saya baru tahu ternyata sambal di Indonesia sangat beragam dan masing-masing punya rasa yang unik. Semoga acara seperti ini sering diadakan agar lebih banyak orang yang tahu dan bangga dengan kuliner Indonesia,” kata Opang.
Masyarakat Semarang menyambut acara ini dengan antusiasme tinggi. Banyak pengunjung yang datang untuk mencicipi makanan gratis dan mendengarkan penjelasan tentang sambal-sambal khas Nusantara. Interaksi antara mahasiswa dan pengunjung berlangsung hangat, dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi mengenai cara membuat sambal yang enak dan autentik.
Dengan suksesnya kampanye “Sambal-sambalin”, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang berharap masyarakat semakin menghargai dan melestarikan kuliner tradisional Indonesia. Mereka juga berharap acara ini dapat menjadi inspirasi bagi kegiatan-kegiatan serupa di masa depan, guna terus mempromosikan kekayaan budaya Indonesia.
Kampanye ini bukan hanya tentang memperkenalkan sambal, tetapi juga tentang mempererat ikatan masyarakat dengan warisan budaya mereka. Melalui acara ini, diharapkan masyarakat semakin bangga dengan identitas kuliner Indonesia yang kaya dan beragam.
Sumber :
Marcelynda Ladya H (G.331.22.0052)
Nadya Dian Ayu (G.331.22.0001)
Putri Nur Anisa K (G.331.22.0060)
Abelia Ramadani (G.331.22.0044)
Gentha Jagad Bagaskara (G.331.22.0057)
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Semarang