MENGENAL LEBIH DEKAT SEJARAH INDONESIA : Siswa SMK YPF Bandung Kunjungi Goa Jepang

Penulis :
Ardi Afriyansyah
Guru SMK YPF Bandung

BANDUNG – Kamis, 23 Mei 2024
Sebanyak 67 siswa kelas XI SMK YPF Bandung bersama dengan 10 guru pendamping melakukan kunjungan penelusuran ke Goa Jepang dan Goa Belanda di kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Bandung. Kunjungan ini dilakukan sebagai bagian dari pemenuhan mata pelajaran sejarah. Para siswa dan guru antusias mengikuti kegiatan ini, yang diharapkan bisa memberikan wawasan lebih mendalam tentang sejarah penjajahan di Indonesia, khususnya di daerah Bandung.

Goa Jepang: Menyusuri Jejak Sejarah Kelam
Perjalanan dimulai dari Goa Jepang, yang terletak tidak jauh dari pintu masuk utama Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Goa ini dibangun oleh tentara Jepang selama masa penjajahan mereka di Indonesia, sekitar tahun 1942-1945. Pembangunan goa dilakukan oleh tenaga kerja paksa yang dikenal dengan istilah "romusa". Goa Jepang terdiri dari beberapa terowongan dengan total panjang lebih dari 500 meter dan memiliki empat pintu masuk serta dua saluran udara. Suasana goa yang gelap dan lembab memberikan gambaran bagaimana kondisi yang dihadapi oleh para pekerja paksa saat itu.

Saat memasuki goa, para siswa dapat merasakan atmosfer yang mencekam. Meskipun tidak ada pemandu, informasi yang telah dipelajari di kelas memberikan panduan yang cukup bagi para siswa untuk mengerti fungsi dan sejarah dari setiap bagian goa. Salah satu bagian yang menarik perhatian adalah ruang-ruang yang digunakan sebagai tempat persembunyian dan benteng pertahanan. Para siswa juga mencoba memahami strategi militer Jepang dan bagaimana goa ini berperan dalam rencana pertahanan mereka.

Goa Belanda: Menjelajahi Sisa-Sisa Kolonialisme
Setelah mengeksplorasi Goa Jepang, rombongan melanjutkan perjalanan ke Goa Belanda. Goa ini dibangun pada tahun 1901 oleh pemerintah kolonial Belanda dan awalnya digunakan sebagai instalasi militer serta perusahaan pembangkit listrik tenaga air. Pada tahun 1918, goa ini mengalami renovasi besar dengan penambahan 15 lorong dan 3 koridor, masing-masing dengan fungsi yang berbeda. Koridor pertama berfungsi sebagai saluran air, koridor kedua sebagai ventilasi, dan koridor ketiga digunakan untuk ruang interogasi.

Saat memasuki Goa Belanda, para siswa disambut dengan suasana yang tidak kalah mencekam dibandingkan dengan Goa Jepang. Suhu yang dingin dan kelembaban tinggi menambah kesan misterius dari goa ini. Dengan panjang sekitar 750 meter, goa ini menawarkan pemandangan yang menakjubkan dari reruntuhan bangunan dan lorong-lorong yang gelap. Batuan stupa yang digunakan untuk membangun goa ini berasal dari Gunung Krakatau, memberikan struktur goa keunikan tersendiri.

Para siswa dengan penuh perhatian mengamati sisa-sisa peninggalan kolonial Belanda, mencoba memahami bagaimana goa ini digunakan dalam berbagai kegiatan militer. Beberapa siswa mencatat bahwa goa ini pernah berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi tentara Belanda dan juga sebagai pusat komunikasi. Tanpa pemandu, para siswa mengandalkan pengetahuan mereka dari kelas dan informasi yang tersedia di beberapa papan informasi yang tersebar di area goa.

Penangkaran Rusa: Penutup yang Menyenangkan
Setelah menyelesaikan penelusuran di Goa Jepang dan Goa Belanda, rombongan melanjutkan perjalanan menuju penangkaran rusa yang juga terletak di kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Penangkaran rusa ini menjadi tempat yang ideal untuk beristirahat dan menikmati keindahan alam setelah menelusuri dua goa yang penuh dengan sejarah kelam. Di sini, para siswa dapat berinteraksi dengan rusa-rusa yang jinak dan menikmati suasana yang lebih santai.

Penangkaran rusa menawarkan pemandangan yang asri dan udara yang segar, sangat kontras dengan suasana goa yang dingin dan lembab. Para siswa terlihat sangat menikmati waktu mereka di sini, mengambil foto-foto, dan memberikan makan rusa. Beberapa siswa juga memanfaatkan waktu ini untuk berdiskusi dan merefleksikan apa yang telah mereka pelajari dari kunjungan ke dua goa sebelumnya.

Kunjungan penelusuran ke Goa Jepang dan Goa Belanda memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa kelas XI SMK YPF Bandung. Para siswa mampu mengapresiasi dan memahami lebih dalam tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Kegiatan ini juga mengajarkan mereka untuk belajar secara mandiri dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapatkan di kelas ke dalam situasi nyata. Selain itu, kunjungan ke penangkaran rusa menambah nilai positif dari perjalanan ini dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk bersantai dan menikmati keindahan alam. Secara keseluruhan, kegiatan ini berhasil memberikan kombinasi antara pembelajaran sejarah yang mendalam dan pengalaman alam yang menyenangkan.

Para guru pendamping juga menyampaikan kepuasan mereka terhadap antusiasme dan keterlibatan siswa selama kegiatan ini. Mereka berharap bahwa kunjungan semacam ini dapat terus dilakukan di masa mendatang untuk memperkaya pengalaman belajar siswa dan memperkuat pemahaman mereka tentang sejarah dan budaya Indonesia.

Dengan berakhirnya kunjungan ini, para siswa pulang dengan membawa banyak cerita dan pengetahuan baru yang tentunya akan menjadi bekal berharga dalam perjalanan pendidikan mereka. Kunjungan ke Goa Jepang dan Goa Belanda ini bukan hanya sekadar perjalanan belajar, tetapi juga sebuah perjalanan untuk mengenang dan menghargai sejarah bangsa.

Get 30% off your first purchase

X
Scroll to Top