TRADISI MEUGANG WARISAN BUDAYA TURUN TEMURUN MASYARAKAT ACEH

Meugang adalah tradisi turun temurun masyarakat Aceh dalam menyembelih sapi. Daging sembelihan ini kemudian dibagikan kepada tetangga, saudara, dan kerabat sebagai bentuk kebersamaan dan kepedulian.

Tradisi meugang biasanya dilakukan pada hari-hari tertentu, seperti menyambut Ramadan, Hari Raya Iduladha, atau acara pernikahan. Prosesi dimulai dengan memilih sapi yang akan disembelih, biasanya sapi tersebut telah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari sebelumnya.

Setelahnya, dimulai proses pemotongan menggunakan pisau yang tajam dan disaksikan para tetangga dan kerabat. Setelah pemotongan selesai, daging dibersihkan dan dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil.

Daging-daging tersebut kemudian dibagikan kepada para tetangga dan kerabat sebagai tanda kasih sayang dan kebersamaan. Biasanya, daging tersebut disajikan dengan makanan khas Aceh seperti nasi, sayur, dan sambal yang pedas.

Tradisi meugang tidak hanya tentang membagikan daging sapi, tetapi juga merupakan ajang silaturahmi dan pertukaran budaya.
Aceh adalah provinsi di ujung barat Indonesia, dengan ibu kotanya Banda Aceh. Provinsi ini memiliki kekayaan budaya unik dan beragam, termasuk tradisi meugang yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Masyarakat Aceh sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan saling membantu antar sesama masyarakatnya.

Kegiatan meugang memiliki nilai religius, yaitu melalui bersedekah atau saling berbagi sesama masyarakat yang memiliki kemampuan lebih kepada masyarakat kurang mampu. Tradisi ini sebagai wujud kebersamaan dan gotong royong setiap lebaran Idul fitri, idul adha atau menyambut Ramadan.

Menurut Majelis Adat Aceh (2024), “Makmeugang” atau “Meugang” diawali pada masa kerajaan Aceh dengan menyembelih hewan dalam jumlah yang banyak lalu dibagikan secara gratis kepada masyarakat.

Hal ini dilakukan sebagai rasa syukur dan ungkapan terima kasih atas kemakmuran negeri Aceh dalam menyambut hari-hari besar (suci).

Tradisi Meugang sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun yang lalu. Tradisi ini dimulai sejak masa kerajaan Aceh Sultan Iskandar Muda (1607—1636 Masehi). Masa itu Sultan Iskandar Muda memotong hewan yang banyak lalu membagikannya kepada masyarakat, Khususnya para anak yatim/piatu dan masyarakat yang lemah secara ekonomi.

Makmeugang atau Meugang merupakan tradisi yang diawali dengan pemotongan sapi, kerbau, kambing, dan ayam, serta itik (bebek). Kebiasaan ini dilakukan ketika menyambut bulan Ramadan (dua hari sebelum Ramadan), atau menyambut hari raya Idul fitri, juga hari raya Idul adha.

Get 30% off your first purchase

X
Scroll to Top